Hati itu Lebih dari Sebuah Pompa
Selama berabad-abad, pakar kitab suci, penyair, ahli fisika,
dan filsuf agama telah memandang hati sebagai puat kepribadian, inti dari
keberadaan kita. Di setiap bahasa dan tradisi di seluruh dunia, ada banyak
ungkapan ekspresif dalam mengistilahkan hati. Seorang kekasih akan “mencuri
hatimu,” seseorang yang tidak
berperasaan itu “keras hati,” seseorang yang ramah itu”berhari hangat,” sedangkan
orang yang bekerja dengan penuh pengabdian dikatakan ia bekerja “sepenuh hati.”
Ketika orang diminta untuk menunjukan diri mereka sendiri, mereka biasanya akan
menunjuk bagian tubuh yang merupakan tempat hati bersemayam.
Dalam bahasa Arab,hati adalah qalb(dari kata kerja qalaba yang
berarti ‘memalingkan’ atau ‘membalikan ‘) dan kata ini muncul 130 kali di dalam
Al-Quran. Kata ini adalah pusat dari cinta kasih dan emosi, suatu kualitas yang
kita semua ──
dengan tanpa ragu-ragu──menghubungkan dengan hati.
Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang yang
beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang ada di bumi,
niscahya kamu telah mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan
hati mereka. Sungguh, Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Q.S. Al-Anfal:63)
Al-Qur’an dengan jelas menetapkan hati manusia sebagai pusat
kecerdasan1 dan kearifan sebagaimana firman Allah yang menyatakan bahwa ....
Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah)... (Q.S: Al-A’raf: 179)
Mereka tidak pernahkan mereka mau berjalan di bumi, sehingga
hati(akal) mereka dapat memahami, telinga mereka dapat mendengar ? sebenarnya
bukan mata yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang ada di dalam dada (Q.S
Al-Hajji: 46)
Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi
orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang ia
menyaksikannya (Q.S. Qaf: 37)
Ayat-ayat tersebut mengungkapkan bahwa hati merupakan organ
indrawi yang memiliki daya pengertian dan pemahaman dan ── jika dianggap
──mampu
mengenali kebenaran. Hati seperti ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an sebagai hati
yang tentram(13:28), sigap(50:37), dan kuat (18:28). Sebaliknya, hati yang
menolak untuk mengenal kebenaran Ilahi dijelaskan di dalam Al-Qur’an sebagai hati
yang keras (6:43), tertutup (9:87), kotor (2 :283), dan berpenyakit (8:49).
Ketika Al-Qur’an berbicara tentang al-qalb, itu mencakup lebih
dari hati fisik karena di dalam hati fisik itulah bersemayam hati spiritual
sehingga hati fisik dapat dipandang sebagai sebuah poin interaksi antara raga
manusia dengan qalb spiritual2 . Hati fisik merupakan sebuah pintu gerbang bagi
jiwa manusia, yaitu hati fisik tidak di pandang sekedar organ pompaan, tetapi
juga kualitas-kualitas kecerdasan yang dimiliki hati seperti disebutkan di
dalam Al-Qur’an.
Prakata
1. Pierce, Joseph Chilton (1998), Waking Up to the Holographic Heart: Starting over with Education. Wild Duck Review IV (2)
2. Mustaq, Gohar (2003), Growing a Beard: in Light of Qur'an, Sunnah and Modern Science. Londen, Ta-Ha Publishers.
Sumber :
The Intelligent Heart diterjemahkan dari The Intelligent Heart The Pure Heart, karya Dr. Gohar Mustaq
Mustaq, Gohar.2004. Intelligent Heart.Jakarta: Zaytuna
Naaah, udah taukan hati bukan sekedar sebuah pompa, tetapi juga sebagai pusat kecerdasan. Semoga informasi ini bermanfaat 😁
Naaah, udah taukan hati bukan sekedar sebuah pompa, tetapi juga sebagai pusat kecerdasan. Semoga informasi ini bermanfaat 😁
Komentar
Posting Komentar